Cermin Kebodohan Diri

Paling aku tidak mengerti
bagaimana ingin menyeru-Mu
jika nama juga hijab
antara Engkau dengan aku.

Engkau esa
tiada hijab menemani Mu
mana mungkin Engkau terhijab.
Berapa banyak hati sudah hancur luluh
dalam merindui Mu
berapa banyak fikiran telah Terkecoh
dalam mencari Mu.

Engkau dekat
tetapi bila didekati Engkau menjauh
bila berhenti Engkau melambai
bila dikejar Engkau menjauh kembali.


Bila aku di tangga rumah Mu
Engkau menutup pintu
bila aku undur
Engkau membuka jendela
bila aku mengintai
Engkau melabuhkan langsir.

Dalam kepayahan ini
daku perlukan penawar
penawar itu ada pada tangan Mu
namun aku malu mengulurkan tanganku yang penuh dosa
untuk disambut oleh tangan Mu yang suci.

Aku tidak pernah meminta Engkau menjadi teman
karena aku tidak pernah membuktikan kesetiaan sebagai sahabat
namun hatiku gila kepada Mu
tetapi aku malu memanggil Engkau kekasih
kerana aku sangat bodoh dan hina.
Janganlah Engkau murka
lantaran si hodoh dan hina ini mengasihi Mu.

Wajahku yang hodoh dan hina
tidak layak Engkau lihat
Wajah Mu yang cantik berseri
tidak layak aku tatap
di atas tangga rumah Mu aku terlena
dengan harapan mataku tidak terbuka lagi
kerana aku tidak tahan merindui Mu.

Izinkan aku bermalam di tangga rumah Mu
dan memejam mataku di situ
agar apabila Engkau membuka pintu
Engkau memandang kepada ku
walaupun aku tidak memandang kepada Mu.



Tgk. Azhariadi